Ekonomi Tumbuh 5,04%, Bagaimana Dampaknya ke Keuangan Pribadi?

[Foto oleh Tom Fisk dari Pexels]


Baru-baru ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data resmi bahwa ekonomi Indonesia tumbuh 5,04% pada Triwulan III 2025. Namun, di tengah optimisme tersebut, banyak di antara kita yang bertanya, "Jika ekonomi bertumbuh, mengapa keuangan saya terasa stagnan?"

Angka statistik nasional memang tidak selalu sejalan dengan kondisi keuangan rumah tangga. Angka 5,04% ini adalah hasil gabungan dari seluruh aktivitas ekonomi negara, mulai dari belanja konsumsi kita, investasi perusahaan, hingga belanja pemerintah. Karena merupakan angka gabungan, ada tiga alasan utama mengapa dampaknya tidak selalu terasa merata di level individu.

3 Alasan Utama Keuangan Terasa Stagnan

1. Pertumbuhan Belanja Melambat

Data BPS menunjukkan bahwa pertumbuhan PDB 5,04% itu ditopang oleh banyak hal, termasuk investasi dan belanja pemerintah. Sering kali, komponen konsumsi rumah tangga yang mencerminkan daya beli masyarakat justru tercatat tumbuh lebih lambat.

Sederhananya, ekonomi negara bertumbuh, tetapi kekuatan belanja kita sebagai individu tidak tumbuh secepat itu.

2. Biaya Kebutuhan Pokok Naik Lebih Cepat

BPS mencatat angka inflasi secara umum, tetapi juga secara spesifik per kelompok pengeluaran. Kenaikan harga pada kebutuhan pokok seperti bahan pangan, biaya pendidikan, dan kesehatan sering kali jauh lebih tinggi daripada angka inflasi rata-rata yang dilaporkan di media.

Kenaikan biaya-biaya inilah yang secara langsung menekan anggaran bulanan, meskipun angka inflasi umum terlihat rendah.

3. Gaya Hidup yang Diam-diam Ikut Naik

Faktor ketiga datang dari kebiasaan kita sendiri. Sering kali, saat pendapatan naik, pengeluaran juga ikut naik. 

Kenaikan gaji yang seharusnya bisa menambah tabungan, akhirnya habis untuk standar hidup yang baru. Misalnya, menambah kendaraan atau berganti ke langganan streaming yang lebih mahal. Inilah yang disebut Lifestyle Creep, masalahnya bukan pada pendapatan, tetapi pada pengelolaan pengeluaran yang ikut membengkak. 

Fokus Pada Apa yang Bisa Dikontrol

Kita memang tidak bisa mengontrol PDB atau laju inflasi bahan pokok. Tetapi, kita memiliki kendali penuh atas pengelolaan keuangan pribadi kita.

Jika keuangan terasa stagnan, ini adalah saatnya untuk fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan: bagaimana kita mengelola anggaran, mengurangi utang konsumtif, dan disiplin menyisihkan dana untuk masa depan.

Ketiga fokus utama tersebut adalah:

1. Manajemen Arus Kas (Budgeting)

2. Manajemen Utang (Debt Management)

3. Disiplin Menabung & Investasi

Pastikan Anda memilih langkah yang tepat dengan mengutamakan keamanan dan legalitas. Mulai perjalanan finansial Anda yang lebih produktif dan aman di BPR Cahaya Bumi Artha, lembaga keuangan resmi yang terdaftar dan diawasi OJK.

Hubungi Kami Melalui:


Sumber/Referensi:

Badan Pusat Statistik (BPS). "Ekonomi Indonesia Triwulan III-2025 Tumbuh 5,04 Persen (Y-on-Y)". (Rilis 5 November 2025).

Kompas. "Apakah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dirasakan Masyarakat Kelas Bawah?". (Rilis 5 November 2025).

Merdeka. "Menkeu Purbaya Ungkap Alasan Ekonomi RI Sulit Tumbuh Double Digit". (Rilis 11 September 2025).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama